Google terus mendorong batasan teknologi dengan mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang mampu mendeteksi tanda-tanda penyakit melalui analisis suara. Proyek ini, yang dikenal sebagai HeAR, merupakan bagian dari upaya Google untuk memanfaatkan teknologi AI dalam mendukung kesehatan masyarakat secara global.
Teknologi di Balik HeAR
HeAR adalah sistem AI yang telah dilatih menggunakan lebih dari 300 juta klip audio. Teknologi ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit dengan menganalisis suara batuk, napas, dan berbagai parameter lain yang terekam dari perangkat seperti smartphone. Dalam pengujian, HeAR mampu mengidentifikasi tanda-tanda tuberkulosis (TB) dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan model sebelumnya, seperti TRILL. Misalnya, AI ini memiliki area di bawah kurva ROC (AUROC) sebesar 0.739 dalam mendeteksi TB dari suara batuk, jauh lebih tinggi dari 0.652 yang dicapai oleh model lainnya.
Selain itu, HeAR juga menunjukkan kemampuan dalam mengestimasi parameter fungsi paru-paru seperti FEV1 (kapasitas ekspirasi paksa dalam satu detik) dan FVC (kapasitas vital paksa). AI ini memiliki kesalahan rata-rata hanya 0.418 liter untuk FEV1, yang lebih akurat dibandingkan metode terbaik lainnya yang memiliki kesalahan 0.479 liter.
Potensi Penggunaan di Dunia Nyata
HeAR masih berada dalam tahap penelitian dan belum dapat digunakan sebagai alat diagnostik klinis tanpa validasi lebih lanjut. Namun, teknologi ini memiliki potensi besar, terutama di daerah-daerah dengan sumber daya terbatas, di mana akses ke layanan kesehatan mungkin sulit didapatkan. Dengan pengembangan lebih lanjut, HeAR dapat menjadi alat skrining yang mudah diakses untuk penyakit paru-paru seperti COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) dan penyakit lainnya.
Google berencana untuk mengintegrasikan HeAR langsung ke perangkat mobile melalui teknik optimasi seperti distilasi model dan kuantisasi. Ini memungkinkan penggunaan AI dengan lebih efisien di perangkat yang memiliki keterbatasan daya komputasi.
Tantangan dan Masa Depan
Meskipun menjanjikan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi sebelum teknologi ini dapat digunakan secara luas. Salah satunya adalah keterbatasan HeAR dalam memproses klip audio yang lebih panjang dari dua detik. Selain itu, untuk mencapai potensi penuh, HeAR memerlukan validasi klinis lebih lanjut serta penyempurnaan teknologi agar bisa digunakan dalam berbagai kondisi dan perangkat.
Ke depan, Google berkomitmen untuk terus mengembangkan AI ini dan membagikan hasil penelitian mereka dengan komunitas global. Mereka telah merilis kode dan dataset yang digunakan untuk melatih HeAR agar para peneliti lain dapat mengembangkan dan mengujinya lebih lanjut.
Pengembangan AI oleh Google ini adalah langkah maju yang signifikan dalam bidang kesehatan. Dengan kemampuan untuk menganalisis suara untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit, AI ini berpotensi mengubah cara kita melakukan skrining kesehatan, terutama di wilayah yang kurang terlayani oleh layanan medis konvensional. Namun, seperti teknologi baru lainnya, HeAR memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut sebelum bisa diimplementasikan secara luas.