Pada tanggal 25 Agustus 2024, CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap di Bandara Le Bourget, Paris. Penangkapan ini mengejutkan dunia teknologi, terutama karena kasusnya tidak berkaitan langsung dengan kejahatan yang dilakukan oleh Durov, tetapi lebih kepada kegagalan Telegram dalam memoderasi konten ilegal yang beredar di platformnya.
Latar Belakang Kasus
Penangkapan ini dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan bahwa Telegram tidak berhasil mematuhi aturan Digital Services Act Uni Eropa. Telegram dikritik karena kebijakan privasinya yang ketat dan pendekatan moderasi konten yang longgar. Hal ini memungkinkan penyebaran konten ilegal, termasuk aktivitas kriminal seperti penipuan, terorisme, dan perdagangan narkoba di platform tersebut.
Reaksi dari Berbagai Pihak
Penangkapan ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak. Pemerintah Rusia, melalui Kedutaan Besar mereka di Prancis, mengungkapkan keprihatinannya dan meminta klarifikasi terkait alasan penahanan Durov. Mereka juga mengecam kurangnya kerjasama dari pihak Prancis dalam kasus ini. Beberapa tokoh seperti Edward Snowden dan Elon Musk ikut angkat bicara, dengan Snowden menyebut penangkapan ini sebagai "serangan terhadap kebebasan berbicara" dan Musk menggunakan hashtag #freepavel di platform X (dahulu Twitter).
Isu Legal dan Dampak bagi Industri Teknologi
Kasus ini menimbulkan pertanyaan kritis mengenai tanggung jawab hukum para pemilik platform digital terhadap tindakan pengguna mereka. Jika seorang CEO seperti Durov bisa ditangkap karena kegagalan moderasi konten, apakah hal yang sama juga bisa terjadi pada pemilik platform besar lainnya seperti Mark Zuckerberg (Meta) atau Elon Musk (X)? Hal ini membuka diskusi baru mengenai regulasi yang mungkin lebih ketat terhadap platform digital di masa depan.
Posisi Telegram dan Tanggapan Perusahaan
Menanggapi tuduhan tersebut, Telegram menyatakan bahwa mereka sudah mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Digital Services Act, dan menyebut bahwa menuntut CEO atas tindakan pengguna adalah hal yang tidak masuk akal. Telegram menegaskan bahwa mereka selalu berupaya untuk menjaga standar moderasi yang seimbang antara kebebasan berekspresi dan keamanan pengguna.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Kasus ini masih dalam tahap investigasi, dan belum jelas bagaimana nasib Durov dan Telegram ke depannya. Namun, satu hal yang pasti, penangkapan ini telah mengirimkan pesan kuat kepada seluruh dunia teknologi bahwa tanggung jawab pemilik platform terhadap konten di layanan mereka semakin diperketat oleh otoritas hukum.