Stop Scrolling! Dampak Buruk Doomscrolling Bagi Kesehatan Mental


Di era digital yang serba cepat, kita dimanjakan dengan akses mudah ke informasi dari seluruh penjuru dunia. Namun, kemudahan ini juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah doomscrolling. Kebiasaan menggulir tanpa henti melalui berita buruk atau konten negatif di media sosial ini telah menjadi masalah serius yang mengancam kesehatan mental kita.

Apa Itu Doomscrolling?

Doomscrolling adalah tindakan terus-menerus mencari berita buruk atau konten negatif secara online, seringkali hingga larut malam. Istilah ini menggabungkan kata "doom" (kiamat) dan "scrolling" (menggulung), menggambarkan perilaku seseorang yang seolah-olah terjebak dalam lingkaran setan berita buruk.

Mengapa Doomscrolling Berbahaya?

  • Dampak pada Kesehatan Mental:

    • Peningkatan Stres dan Kecemasan: Terpapar terus-menerus pada berita negatif dapat memicu respons stres tubuh, meningkatkan kadar hormon kortisol, dan menyebabkan kecemasan, insomnia, dan gangguan mood lainnya.
    • Depresi: Konsumsi konten negatif yang berlebihan dapat memperburuk gejala depresi atau bahkan memicu terjadinya depresi.
    • Kesepian: Ironisnya, meskipun terhubung dengan dunia maya, doomscrolling justru dapat membuat seseorang merasa lebih terisolasi dan kesepian.
  • Dampak pada Kesehatan Fisik:

    • Gangguan Tidur: Cahaya biru dari layar gadget dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.
    • Masalah Mata: Melihat layar dalam waktu lama dapat menyebabkan mata kering, sakit kepala, dan bahkan gangguan penglihatan jangka panjang.
    • Postur Tubuh Buruk: Posisi tubuh yang membungkuk saat menatap layar dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri punggung dan leher.

Penyebab Doomscrolling

  • Kebutuhan akan Validasi: Beberapa orang mencari validasi atas perasaan negatif mereka dengan mencari berita yang sesuai dengan emosi mereka.
  • Rasa Penasaran yang Tidak Terkendali: Dorongan untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia dapat memicu kebiasaan ini.
  • Algoritma Media Sosial: Algoritma media sosial seringkali dirancang untuk menyajikan konten yang menarik perhatian pengguna, termasuk berita negatif yang bersifat sensasional.

Cara Mengatasi Doomscrolling

  • Batas Waktu: Tetapkan waktu khusus untuk mengakses berita dan media sosial.
  • Pilih Sumber Berita yang Positif: Ikuti akun media sosial dan situs berita yang menyajikan berita konstruktif.
  • Cari Konten Positif: Aktif mencari konten yang menghibur, menginspirasi, atau bermanfaat.
  • Digital Detox: Jadwalkan waktu khusus untuk menjauhkan diri dari gadget dan media sosial.
  • Gunakan Aplikasi Pembatas Waktu: Manfaatkan aplikasi yang dapat membatasi waktu penggunaan aplikasi media sosial.
  • Cari Kegiatan Alternatif: Isi waktu luang dengan kegiatan yang lebih produktif atau menyehatkan, seperti membaca buku, berolahraga, atau berinteraksi langsung dengan orang lain.
  • Mindfulness: Latih mindfulness untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi stres.
  • Bergabung dengan Komunitas Online Positif: Ikuti grup atau forum online yang fokus pada topik-topik yang menginspirasi dan mendukung.

Peran Orang Tua dan Pendidik

Orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam mencegah dan mengatasi masalah doomscrolling pada anak-anak dan remaja. Mereka perlu memberikan pendidikan media yang baik, menjadi contoh yang baik dalam penggunaan media sosial, dan mengajarkan anak-anak untuk memiliki keseimbangan dalam kehidupan digital.

Doomscrolling adalah kebiasaan yang berbahaya dan dapat merusak kesehatan mental serta fisik. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Ingatlah bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mari kita ciptakan kehidupan digital yang lebih sehat dan seimbang.

Lebih baru Lebih lama