Tiga perusahaan teknologi terkemuka, OpenAI, Adobe, dan Microsoft, baru-baru ini menyatakan dukungannya terhadap RUU AB 3211 yang sedang dibahas di California. RUU ini mengharuskan semua konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk dilabeli dengan watermark yang menunjukkan bahwa konten tersebut dibuat oleh AI. RUU ini mencakup berbagai jenis konten, termasuk gambar, video, dan audio.
Tujuan dan Pentingnya RUU AB 3211
RUU AB 3211 dirancang untuk meningkatkan transparansi di era digital, di mana konten AI semakin mendekati hasil buatan manusia dan dapat dengan mudah menyesatkan masyarakat, terutama di masa menjelang pemilihan umum. Dalam konteks ini, watermarking berfungsi sebagai alat untuk membedakan antara konten yang dihasilkan oleh manusia dan konten yang dihasilkan oleh AI, sehingga mengurangi potensi penyebaran informasi yang menyesatkan.
RUU ini mendapat dukungan luas dari industri teknologi setelah adanya perubahan pada rancangan awalnya. Pada awalnya, beberapa perusahaan teknologi besar, termasuk mereka yang kini mendukung RUU ini, menentangnya dengan alasan bahwa persyaratan tersebut terlalu membebani. Namun, setelah dilakukan amandemen, sikap mereka berubah dan kini mereka memberikan dukungan penuh.
Peran Koalisi C2PA
Perusahaan-perusahaan ini adalah bagian dari Koalisi untuk Keaslian dan Provenansi Konten (C2PA), sebuah aliansi yang bertujuan untuk menciptakan standar global dalam mengidentifikasi media yang dihasilkan oleh AI. C2PA telah mengembangkan sistem metadata yang memungkinkan setiap konten AI untuk dilacak dan diverifikasi, memastikan bahwa publik dapat dengan mudah mengidentifikasi asal-usul konten tersebut.
Implikasi RUU AB 3211
Jika RUU ini disahkan, semua platform media sosial besar seperti Instagram dan X (sebelumnya Twitter) akan diwajibkan untuk menampilkan watermark ini dengan jelas pada konten yang dihasilkan oleh AI. RUU ini diharapkan dapat disahkan oleh Senat California pada akhir Agustus 2024, setelah sebelumnya berhasil lolos dengan suara bulat di Majelis Negara Bagian California. Jika disetujui, RUU ini akan diajukan kepada Gubernur Gavin Newsom untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
Dukungan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar ini menunjukkan adanya kesadaran yang semakin besar akan perlunya regulasi dalam penggunaan AI, terutama di saat dunia menghadapi tantangan baru yang dibawa oleh teknologi ini. Transparansi dan kepercayaan menjadi kunci dalam memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang bertanggung jawab, terutama di masa-masa krisis seperti pemilu.
RUU AB 3211 yang mendapat dukungan dari OpenAI, Adobe, dan Microsoft ini merupakan langkah penting dalam pengaturan penggunaan AI. Dengan memastikan bahwa konten AI dilabeli dengan jelas, diharapkan publik dapat lebih mudah membedakan antara konten yang asli dan yang dihasilkan oleh mesin, sehingga dapat mengurangi potensi penyalahgunaan teknologi ini di masa depan.