Gambar AI Bergaya Ghibli dari ChatGPT Viral, Tapi Apakah Melanggar Hak Cipta?


ChatGPT Kini Bisa Mengubah Foto Biasa Menjadi Gambar Bergaya Ghibli, Tapi Apakah Ini Legal?

Dalam beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan oleh tren mengubah foto biasa—bahwa meme dan potret tokoh terkenal—menjadi ilustrasi anime bergaya Studio Ghibli menggunakan AI ChatGPT. Namun, di balik antusiasme pengguna, muncul pertanyaan besar: apakah OpenAI melanggar hak cipta dengan memungkinkan AI meniru gaya ikonik studio animasi legendaris Jepang itu?


Pada 26 Maret 2025, OpenAI memperbarui fitur pembuatan gambar di ChatGPT (GPT-4o), memungkinkan pengguna mengunggah foto dan mengubahnya menjadi gambar bergaya anime Studio Ghibli. Hasilnya langsung viral: Elon Musk tiba-tiba berwajah karakter Spirited Away, Donald Trump terlihat seperti tokoh Princess Mononoke, dan bahkan CEO OpenAI Sam Altman mengubah foto profilnya versi Ghibli.

Tapi kegembiraan ini diwarnai kontroversi. Studio Ghibli, yang dikenal sangat protektif terhadap karya-karyanya, belum memberikan tanggapan resmi. Namun, pendirinya, Hayao Miyazaki, pernah dengan keras mengkritik seni AI, menyebutnya sebagai "penghinaan terhadap kehidupan" dalam sebuah wawancara tahun 2016.


 

1. Antusiasme Pengguna vs. Batasan OpenAI

Fitur ini hanya tersedia untuk pengguna berbayar ChatGPT Plus. Ketika pengguna gratis mencoba membuat gambar bergaya Ghibli, ChatGPT sering menolak dengan alasan "kebijakan konten." OpenAI tampaknya berusaha menghindari pelanggaran hak cipta, tapi tetap membiarkan pengguna berbayar mengakses fitur tersebut.


2. Kekhawatiran Hak Cipta: Gaya vs. Karya Spesifik

Menurut pengacara hak cipta Josh Weigensberg dari firma Pryor Cashman, "gaya artistik" secara umum tidak dilindungi hak cipta, tetapi elemen spesifik seperti karakter, latar, atau desain unik dari film Ghibli bisa menjadi masalah.

OpenAI mengklaim bahwa model mereka tidak secara khusus meniru seniman individu, tetapi memperbolehkan "gaya studio yang lebih luas." Pertanyaannya: apakah AI ini dilatih menggunakan karya-karya Ghibli tanpa izin? Jika ya, ini bisa menjadi masalah hukum.


3. Reaksi Komunitas Seni: "AI Mencuri Gaya Kami"

Seniman digital dan animator tradisional menyuarakan kekecewaan. Karla Ortiz, seorang ilustrator yang sedang menggugat perusahaan AI lainnya, menyatakan bahwa teknologi ini "mengambil gaya seniman tanpa memberi kompensasi."


Studio Ghibli sendiri terkenal dengan proses animasi tradisional yang sangat detail, dibuat frame-by-frame dengan tangan. Miyazaki pernah berkata, "Animasi adalah tentang menghormati gerakan kehidupan, bukan mesin yang meniru."


4. OpenAI di Tengah Gugatan Hak Cipta

Ini bukan pertama kalinya OpenAI menghadapi masalah hak cipta. Perusahaan ini sedang berurusan dengan gugatan dari The New York Times dan penulis seperti George R.R. Martin, yang menuduh model AI mereka dilatih menggunakan materi berhak cipta tanpa izin.


Tren gambar AI bergaya Ghibli menunjukkan betapa cepatnya teknologi generatif berkembang—dan betapa kaburnya batasan hukum di sekitarnya. Di satu sisi, pengguna bersenang-senang dengan fitur kreatif ini; di sisi lain, seniman dan pemegang hak cipta merasa dieksploitasi.


Jika OpenAI tidak hati-hati, mereka bisa menghadapi gugatan besar berikutnya—kali ini mungkin dari Studio Ghibli sendiri.


Sumber: AP News, CNN, TechCrunch, Variety, wawancara Hayao Miyazaki (2016), pernyataan Josh Weigensberg (Pryor Cashman).

Lebih baru Lebih lama